Kamis, 04 Juli 2013

Publikasi Ilmiah Tentang Gempa dan Tsunami, Tidak Untuk Ditakuti

Publikasi  Ilmiah Tentang  Gempa dan Tsunami, Tidak Untuk Ditakuti
Oleh: Indrawadi,S.Pi
Humas UBH dan Pegiat JJSB (08126732774)

Pasca gempa dahsyat di sertai tsunami yang melanda Aceh tahun 2004 lalu, membuat para ahli-ahli gempa dan tsunami dunia semakin intensif melakukan penelitian akan potensi gempa-gempa selanjutnya di wilayah Sumatera.

Ironisnya, sebagian masyarakat menganggap, publikasi dari hasil-hasil penelitian tersebut justru menjadi kabar yang sangat menakutkan. Pada hakikatnya publikasi penelitian para ahli tersebut sangat penting untuk dikabarkan kepada seluruh masyarakat yang tinggal di kawasan yang rawan bencana untuk dijadikan sebagai langkah awal dari langkah-langkah apa yang harus dilakukan dalam rangka mitigasi bencana.

Saya masih ingat dan pernah membaca tentang publikasi akan  terjadinya gempa dahsyat di kawasan pantai Barat Sumatera (khususnya Sumatera Barat dan Bengkulu). Diprediksi bahwa terdapat potensi gempa yang diakibatkan energi yang terakumulasi di patahan benua yang terletak di sebelah Barat kepulauan Mentawai. 

Potensi akan terjadinya fenomena alam ini sudah dapat dipastikan. Yang masih tidak terjangkau oleh ilmu pengetahuan sampai saat ini adalah prediksi yang lebih akurat menyangkut kapan akan terjadinya peristiwa dahsyat tersebut. 

Hasil penelitian Profesor Kerry Sieh dari California Institute of Technology (sekarang Direktur Earth Observatory of Singapore, Nanyang Technological University) dan  Danny Natawidjaja  pakar geoteknology dari LIPI menyangkut hal tersebut telah disiarkan secara luas dalam publikasi ilmiah maupun di media masa, baik  di luar negeri maupun di Indonesia sendiri. 

Dalam rangka mitigasi bencana, hal inipun telah disampaikan kepada masyarakat dan menjadi bagian dari skenario pelatihan yang telah dilakukan bagi masyarakat Padang. 

Sebagian besar masyarakat tampak telah memahami dan sadar akan potensi bahaya gempa yang dapat memicu tsunami ini, yang tampak dari reaksi spontan masyarakat yang segera menuju lokasi-lokasi yang dinilai aman terhadap bahaya tsunami, segera setelah gempa terjadi.

Kini, ketika kita semakin mengakui pentingnya ilmu-ilmu alam, kebumian, baik juga dipikirkan cara untuk mengembangkan minat. Jangan sampai ironi yang ada sekarang ini berkepanjangan, di mana negara di Cincin Api hanya memiliki sejumlah kecil ahli. Mereka bekerja di sejumlah lembaga pendidikan dan penelitian seperti ITB, UGM, LIPI, dan BPPT.

Dengan frekuensi berita gempa yang tinggi akhir-akhir ini, terungkap pula sejumlah istilah dan teori fundamental dalam geologi, seperti intensitas gempa dalam skala Richter dan tentang lempeng tektonik.

Sebagaimana studi tentang hutan, iklim, atau vulkanologi, ilmuwan ahli gempa Indonesia punya peluang besar untuk berkontribusi dalam sains yang hebat ini karena Indonesia sering disebut sebagai laboratorium alam yang unik. Sumbangan ilmiah ini maknanya tidak saja sebatas pemerkayaan ilmu pengetahuan, tetapi juga terkait dengan masa depan manusia.

Karena yang bisa diketahui baru wilayah mana yang akan terancam gempa dalam kurun 20-30 tahun mendatang, sebenarnya pekerjaan sudah menanti untuk menyiapkan segala sesuatunya. Tujuannya tidak lain untuk meminimalkan potensi kerusakan akibat gempa.

Mari kita sambut tantangan ilmu geologi untuk semakin memahami Bumi dan segala aktivitasnya. Kita yakin, dengan semakin bertambahnya ahli gempa, akan semakin nyaring suara yang mengingatkan bangsa Indonesia untuk selalu siaga menghadapi pergerakan lempeng tektonik jauh di bawah sana.