Peringatan Dies Natalis ke 32 Universitas Bung Hatta,
artinya telah 32 tahun kelahiran perguruan tinggi yang di kelola oleh Yayasan
Pendidikan Bung Hatta yang yang pengelolaan sekarang telah disesuaikan dengan
Undang Undang Yayasan No 16 Tahun 2006 serta diketuai oleh Prof.Dr.Fachri
Ahmad. Penulis memberikan sedikit catatan sebagai alumni dan karyawan di
Universitas Bung Hatta yang mungkin ada nilainya, baik bagi masyarakat, mahasiswa,
tenaga pengajar dan pengelola perguruan tinggi yang menyandang nama besar
Proklamator ini
Di usianya yang ke-32, Universitas yang mulanya berkampus
di Ulak Karan, terus mengembangkan kampusnya di kawasan Gunung Pangilun dan di
Aia Pacah Jl.ByPass. Usia yang
seharusnya telah matang dan boleh dikatakan tidak muda lagi. Tetapi
kehadirannya sebagai sebuah universitas swasta terkemuka dan punya mahasiswa
yang banyak di Sumatera Bagian Tengah sudah tampil mengesankan.
Saya masih ingat tahun 1990 dulu, ketika saya
bertanya-tanya dan membeli formulir pendaftaran, ada anekdot dari beberapa
orang senior yang berpakaian ala tentara, tentara kampus tersebut sambil
berseloroh mengatakan,”Asal bisa masuk Universitas Bung Hatta di Padang,
biarlah tidak lulus Perguruan Tinggi Negeri di Jambi dan Riau”. Rasanya
ungkapan tersebut terlalu berlebihan, tetapi itu sudah menunjukkan posisi
Universitas Bung Hatta di mata masyarakat pada masa itu. Barangkali di mata
masyarakat UBH dapat dikatakan telah menjadi Universitas Swasta papan atas di
Pulau Sumatera.
Tidak sedikit
dana yang telah di investasikan oleh Yayasan Pendidikan Bung Hatta dan pimpinan
Universitas untuk memenuhi dan meningkatkan kualitas tenaga pengajar. Secara
matematis hasilnya memang telah tampak. Tenaga pengajar tetap telah mendekati
angka 95 % berkualifikasi S2 dan S3 yang tersebar di 7 fakultas. Demikian pula
halnya untuk tenaga administrasi dari S1 dan S2 pun cukup banyak
Tetapi dengan
bertambahnya tenaga pengajar dengan kualifikasi S2 dan S3 setiap tahun,
kualitas perkuliahan otomatis jadi tinggi ?. Persoalannya menurut saya tidak
lah sesederhana itu. Banyak factor yang saling terkait, mulai dari suasana
kampus, sistem perkuliahan dan pelayanan terhadap mahasiswa maupun administrasi,
penjaringan calon mahasiswa akan sangat mempengaruhi kemauan dan tingkat
kecerdasasan mahasiswa itu sendiri, sampai pada kiat dan daya tarik dosen atau
tenaga pengajar itu sendiri.
Dosen yang
menjadi kebanggaan mahasiswa, menjadi idola, biasanya dosen yang adil, berdisiplin,
tidak arogan, berwawasan tinggi, mampu mempertimbangkan pentingnya human
relationship dalam memotivasi mahasiswa.
Cukup banyak
didengar adanya mahasiswa yang membuang-buang umur dan biaya, tanpa mampu mencapai
prestasi yang memadai sebagai mahasiswa. Tampaknya yang terpenting adalah
status mahasiswa dan dibangga-banggakan pada keluarga dan orang di kampung,
meski mereka tahu telah menipu diri sendiri dan orang tua mereka.Biasanya
mahasiswa yang punya prestasi buruk, yang punya kepribadian terbelah atau
frustasi, sering menutupi kelemahannya dengan sikap dan prilaku yang radikal
dan ekstrim. Seringkali mahasiswa yang vokal, berprestasi, dan tekun kuliah,
tidak berdaya mengontrol ataupun bertindak menghadapi tingkah polah segelintir
mahasiswa yang radikal dan ekstrim tersebut.
Catatan ini
perlu diungkapkan, agar kita juga bisa memahami apa kendala yang dihadapi oleh
pimpinan universitas dan pimpinan fakultas dalam mengurus mahasiswanya.
Gejolak-gejolak di kampus bisa mulai dicetuskan oleh mahasiswa yang radikal dan
ekstrim tersebut, atau oleh dosen yang arogan atau oleh pelayanan dosen itu
sendiri terhadap yang diajarnya, demikian juga halnya dengan administrasi yang
amburadul.
*********
Universitas
merupakan wadah untuk menyiapkan sumberdaya manusia yang mampu memberikan jasa
karena keahlian, karena ketrampilan, karena kecerdasan dan akal budinya. Lulusan
universitas jelas bukanlah menyiapkan tenaga buruh kasar, tetapi jasawan yang
punya etos kerja tinggi dan punya kepribadian yang teguh, terpuji dan
ketrampilan yang tinggi. Tampaknya sampai hari ini Universitas Bung Hatta belum
lagi sepenuhnya menyadari posisinya dan perannya di masa datang.
Berbagai pusat
studi dan dan pusat kajian telah berdiri, Jurnal-jurnal ilmiah telah banyak
diterbitkan. Tetapi lebih banyak “hanya tertulis di brosur atau liflet” tidak
beberapa pusat kajian tersebut yang terdengar gaungnya.
Dosen-dosen
Universitas Bung Hatta harus memperlihatkan keunggulannya sebagai peneliti,
sebagai penelaah berbagai bidang ilmu pengetahuan dan berbagai aspek kehidupan,
terutama masalah-masalah actual.
Teori-tori baru
hendaknya sudah harus lahir dan muncul dari kampus Universitas Bung Hatta.
Universitas ini akan menjadi terhormat dan punya integritas yang tinggi. Tetapi
para pakar yang mampu menemukan teori-teori baru, hanyalah yang mau berfikir,
mau bekerja keras, yang mau melakukan penelitian dengan tekun dan tidak kenal
lelah.
Adakah
Universitas Bung Hatta punya obsesi menjadi universitas terhormat dan punya
integritas yang tinggi?, atau hanya cukup jadi universitas swasta yang popular,
punya mahasiswa banyak, punya kampus megah, gaji/honor dosen dan karyawannya
tinggi dan mungkin saja sebenarnya layak dinilai dengan dollar ?. Jawabnya
terpulang pada civitas akademika Universitas Bung Hatta. Dirgahayu Universitas
Bung Hatta !.
Penulis adalah :
Alumni Fakultas
Perikanan, dan karyawan Universitas Bung Hatta
Tidak ada komentar:
Posting Komentar